Pantai ngobaran punya daya tarik tersendiri yang membuat para wisatawan lokal maupun turis asing berdecak kagum dengan panorama yang ada. Tidak hanya keindahan pantai dengan bukit batu karangnya saja yang menarik dari tempat ini, aktivitas penduduk disekitar pantai yang kaya akan budaya juga tak kalah menarik.
Dikisahkan, pantai ini merupakan bagian dari sejarah kerajaan Majapahit dimana raja majapahit kala itu melakukan ritual pembakaran diri atau upacara muksa karena tidak ingin berperang melawan anaknya sendiri dari kerajaan demak. Diambil dari kejadian pembakaran diri dengan api yang berkobar tersebut, konon dari situlah nama pantai ini berasal.
Budaya Toleransi Penduduk Sekitar Pantai Ngobaran
Salah satu daya tarik dari pantai ini adalah kita bisa melihat langsung kegiatan sehari-hari penduduk disekitar pantai. Ketika air sedang surut di pagi hari Anda bisa menyaksikan masyarakat pantai mengumpulkkan rumput laut untuk dijual ke pasar atau para wisatawan sedangkan di sore hari, warga disana akan berburu landak laut untuk dijadikan makan malam.
Disekitar pantai ini terdapat tiga tempat ibadah untuk agama yang berbeda yakni pura untuk agama hindu, masjid untuk yang muslim dan satu lagi pura untuk penganut aliran kajawen. Hal ini membuktikan kuatnya toleransi yang ada pada masyarakat di sekitar pantai.
Tidak butuh biaya banyak untuk rencana weekend Anda kali ini. Dengan hanya bermodalkan Rp.3000 anda sudah bisa menikmati pemandangan pantai yang indah. Biaya parkir untuk motor Rp.2000 dan untuk mobil cukup Rp.5000 saja.